Weekend merupakan hari yang dinanti-nanti semua orang karena dihari itu setiap orang ingin menghabiskan bersama keluarga, sahabat dan handaitaulan. Saya sendiri bersama teman2 di komunitas Fun and Care Traveller (FCT) merencanakan untuk pergi ke Serang. Saya memilih keberangkatan dari Kalideres berbeda dengan teman2 yang lain yang lebih memilih berangkat melalui kampung Rambutan.
Jam 5 subuh saya memberi kabar ke mba Dwi Kurniawati yang terlewat untuk mengabari dari jauh-jauh hari dan mba wie merespon pada pukul 6 pagi dan akhirnya ikut trip ke serang setelah menyelesaikan tugas cucian nya. Dan mb wie langsung meluncur ke Pool arimbi bis yang akan kita taiki.
Teman2 lain yang memilih berangkat dari Kampung Rambutan sudah ada yang datang pada pukul 6 pagi dan saya karena berpikir lebih dekat jam segitu saya masih bermalas-malasan di atas kasur. Sampai jam dinding menunjukkan arah ke jam 7 maka saya bergegas bersiap-siap. Selagi saya bersiap-siap bunyi lah Whatsapp saya ketika saya lihat WA dari suami saya yang menanyakan saya berangkat menggunakan apa, lalu saya menjawab “nanti aku order ojek online say” dan suami saya menjawab “ga usah say nanti aa anter ke terminal kali deres” jadi lah saya menunggu dijemput suami. Tidak lama saya selsai bersiap-siap HP saya pun berbunyi dan ketika saya lihat NISA yang menelpon (salah satu teman di FCT). Nisa bertanya “nchink udah berangkat belum? saya pun menjawab “belum nies, kenapa? dan anis pun menjawab “tungguin anis dong, anis kesiangan mau berangkat dari kali deres aja, Saya menjawab “OKE”.
Setelah mendapat telp dari anis ojek pribadi pun datang dan siap meluncur mengantarkan saya ke terminal, tapi sebelum ke sana karena anis minta ditungguin maka saya dan ojek pribadipun sarapan terlebih dahulu. Selesai sarapan lontong sayur WA pun berbunyi dan WA dari anis yang mengabarkan bahwa dirinya sudah keluar TOL Rawa Buaya. Saya bersama ojek pribadi pun langsung meluncur, setiba nya di terminal Kali deres Anis menunggu disamping pos polisi diluar terminal dan seketika melihat bis yang akan kami naiki sudah jalan sampai jembatan penyebrangan, lalu saya dan anis mengejar bis tersebut dengan di bonceng bertiga dengan ojek pribadi dan banyak mata memperhatikan kami, kami pun bergegas meninggalkan dan mengejar bis tersebut.
Sampailah kami didepan bis dan segera menaiki bis dikarenakan waktu sudah siang. Perjalanan setengah 8 sampai di Patung Serang jam 10.00. Segera anis menghubungi kawan2 yang sudah tiba terlebih dahulu, dan ternyata mereka sudah bergegas dari MEPO awal yang sudah ditentukan..berjalan lah kami menuju tempat agak aman untuk memesan transportasi online..konon kabarnya disana transportasi online agak susah. Dapatlah kami driver GOcar dengan nama pak Wijiyanto yang kebetulan sedang berada dekat dengan kami jadi kami tidak perlu menunggu agak lama. Orderlah kami menuju tempat yang diarahkan oleh kawan2 yang sudah terlebih dahulu sampai yaitu ke Museum Kepurbakalaan Banten Lama yang mana mereka sedang berada di Masjid Banten Lama yang sedang ada festival pula di daerah tersebut.
Setibanya kami di Museum Kepurbakalaan Banten Lama, kami bergegas mencari kawan2 kami di Masjid Banten Lama yang letaknya tidak terlalu jauh. Keluarlah kami dari kawasan museum menuju Masjid, dan kamipun sudah ditunggu oleh Bunda Delny. Cuaca saat itu sangat terik sekali sehingga mata jadi silau untuk melihat sekeliling ditambah lagi lantai kawasan masjid yang berwarna putih semakin membuat silau sampai mengeluarkan air mata. Setelah bertemu kawan2 kami pun bergegas ke sebuah kawasan benteng Keraton Surosowan yang diperkirakan dibangun antara tahun 1526-1570 saat Pemerintahan Sultan Banten yang pertama yaitu Sultan Maulana Hasanudin. Sejarah pembangunan keraton ini tidak lepas dari pemberian wilayah yang diserahkan oleh Sunan Gunung Jati kepada anaknya Sultan Maulana Hasanudin. Karena cuaca yang terik sehingga saya tidak banyak mengambil foto disitu dan hanya duduk di bawah pohon rindang. Tak lama kami pun bergegas ke daerah Anyer.
ANYER memiliki banyak daya tarik, salah satunya Mercusuar Cikoneng. Ternyata, Mercusuar Cikoneng ini menyimpan banyak kisah sejarah yang terlupakan. Seperti apa kisahnya? Sumanta dari Himpun Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Banten, menceritakan, Herman Willem Daendels dari Belanda menginjakkan kakinya pertama kali di Indonesia pada tahun 1808 di Banten. Daendels merupakan Gubernur Jendela Hindia Belanda ke-36 yang memerintah dari tahun 1808 sampai 1811. Setibanya disana kami langsung menyantap makanan yang dibawa oleh bunda Delny, yaitu cilok dan macam2 gorengan. Setelah itupun kami berpencar kemasing2 spot yang akan dijadikan background foto kami. Dan terakhir kami mencari lokasi foto ditugu titik nol. Disinilah kami menghabiskan waktu dengan bersua foto dengan berbagai macam pose sampai waktu menjelang sore.
Sampailah waktu kami untuk bergegas kembali kedaerah asal masing2, tak lupa membeli buah tangan untuk keluarga dirumah. Buah tangan sudah dapat dan bis pun dapat, bergegas kami menaiki bis yang hampir semua peserta trip meniki bis jurusan kali deres karena hendak melanjutkan perjalanan ke daerah masing2 dengan menggunakan Commuter Line. Tapi saya dan Mba Dwi Kurniawati turun terlebih dahulu di daerah Bitung dan selanjutnya menggunakan ojek online untuk masing2 menuju rumah. Kali ini saya pulang kerumah orang tua di daerah Sangiang, karena esok harinya saya ada kegiatan didaerah BSD.
Banyak keseruan di trip kali ini, owh iya sampai lupa dengan oleh2 dari Anis yang baru pulang dari Jepang bulan lalu. Dari oleh2 itu saya mendapatkan pulpen warna pink yang bisa dihapus dan dapat sekotak teh hijau. Biar kurus,,,hehehehe… Terima kasih buat oleh2 nya Anis. Dan semoga kita semua bisa berkumpul kembali di Trip selanjutnya…
Sepenggalan kisah trip Serang, mohon maap apabila penulisannya masih belum memadai, masih belajar untuk menuangkan pikiran lewat tulisan.